Fungsi wayang merupakan sebuah kesenian tradisional yang berfungsi sebagai hiburan dan aksesoris. Sebagai tradisional media komunikasi, wayang menyajikan nilai-nilai dan filosofis sesuai dengan jentera kehidupan.
Fungsi wayang adalah menyebarkan informasi kepada masyarakat. Informasi-informasi tersebut dapat disampaikan melalui dialog antar tokoh wayang, humor antar badut, atau lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para sinden.
simbolisme
Symbolism in kesenian fungsi wayang adalah sebuah permukaan, mistik, simbol, komunikasi dan media penyebaran agama Islam di demak. It menyebabkan kepentingan masyarakat untuk membuat pertunjukan yang berbeda dengan pesan-pesan religius.
Fungsi-fungsi tersebut berhubungan dengan kesenian keagamaan, tekstur emosional, bahasa dan persyaratan yang dianggap dalam konsept keagamaan. It juga menyebabkan keberanian dan makna sosial yang diterapkan oleh kelas sosial atau kelompok tertentu. It juga menyebabkan makna ekonomi yang diterapkan oleh sebuah agen. It juga menyebabkan memahami, melakukan mengerti, terlalu maju dan memiliki sistem representasi yang tinggi (Smiers, 2009:18). These functions are very important in the context of kehidupan masyarakat. They provide an opportunity for a kesenian to communicate their message to the public.
Arti
Pertunjukan wayang kulit (wayang) tidak hanya sekedar media hiburan, namun juga berfungsi sebagai salah satu bentuk komunikasi. Mereka dapat menyebarkan pesan-pesan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, baik material maupun spiritual. Pesan-pesan tersebut dapat disebarluaskan melalui dialog-dialog antar tokoh wayang, humor antar badut atau melalui lagu-lagu yang dinyanyikan para sinden.
Selain itu wayang juga dapat dijadikan sebagai indikator perubahan sosial budaya suatu masyarakat. Sebab, wayang dapat mencerminkan aspirasi suatu masyarakat, serta nilai-nilai budaya yang mendasarinya. Hal ini terlihat dari seluk-beluk dan simetri tokoh wayang.
Fungsi
Selain dianggap sebagai simbol, fungsi kesenian wayang juga memiliki beberapa fungsi lainnya. Salah satunya adalah untuk membangkitkan emosi, perasaan atau sentimen tertentu di kalangan penontonnya. Fungsi lain dari fungsi kesenian adalah menyampaikan informasi. Fungsi wayang kesenian juga digunakan untuk mendidik masyarakat tentang berbagai aspek budaya Indonesia.
Kesenian fungsi wayang dapat dilihat hampir di seluruh pelosok tanah air. Ini merupakan warisan budaya penting yang harus dilestarikan. Pemerintah dan masyarakat setempat harus memastikan bahwa kesenian fungsi wayang dapat terus dinikmati oleh generasi berikutnya. Ini adalah cara yang bagus untuk melestarikan dan mempromosikan identitas bangsa.
Teknik
Penelitian ini berbasis kualitatif dengan metoda multidisiplinaris yang terusan di antaranya dramaturgi pedalangan, antropologi (fungsi seni pertunjukan), dan sosiologi. Data penelitian telah mengumpulkan beberapa kejutan dari tiga puluh orang responden.
Kesenian fungsi wayang berisi tentang perkembangan dan perubahan sosiokultural dalam masyarakat. Dengan demikian, kesenian fungsi wayang adalah sebuah aktifisin yang tersedia untuk dilakukannya dengan pengembangan, ekonomi, politik, seni dan sosialis. Sebagai media pelestarian budaya, kesenian fungsi yang dilakukannya berfungsi sebagai media pendidikan, media dakwah dan media pertandingan. This study aims to analyze the functions of kesenian fungsi wayang as well as its role in preserving the cultural identity of Jawanese. The research was conducted through interviews, observation and fieldwork.
Asal
Wayang adalah bentuk seni unik yang berasal dari budaya Hindu-Buddha dan Islam. Catatan seni tertua yang diketahui ditemukan dalam prasasti Jawa Kuno (Kawi) yang berasal dari abad ke-9.
Pertunjukan wayang paling awal sebagian besar didasarkan pada Ramayana dan Mahabharata, dua epos besar Hindu. Belakangan, seni tersebut mulai dipengaruhi oleh kebudayaan India yang masuk ke Pulau Jawa pada masa Hindu-Buddha, khususnya pada abad 800 hingga 1500. Oleh karena itu, bahasa puitis yang digunakan dalam pertunjukannya dibumbui dengan kata-kata berbasis Sansekerta. Pertunjukan ini juga ditandai dengan ritual pembukaan yang rumit dan alur cerita yang panjang yang sering dibagi menjadi beberapa babak.
Sejarah
Kesenian wayang kulit adalah sebuah media pelestarian identitas budaya Jawa. Menurut Lickona, karakter wayang berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral felling) dan perilaku moral (moral behavior).
Wayang merupakan potret kehidupan manusia. It terus mengacu pada lagu musik/seni suara atau drama. Although it contains elements of traditional Javanese stories and Hinduism, dalang are mostly Muslims.
Wayang juga digunakan dalam berbagai acara seremonial, termasuk ritual desa dan pernikahan. Ini juga merupakan media populer untuk pendidikan agama dan dakwah. Wayang dipercaya dapat menjadi media untuk memperkenalkan Islam dan Muhammad sebagai nabi kepada masyarakat. Namun, ini adalah topik yang kontroversial.